Tautan
- November 15, 2018
- By Admin: mrbauld
- Comments: Comments off
Tautan Menuju Dunia Sastra
“Segala sesuatu yang berlebihan” bukan hanya menggambarkan kondisi internet, tetapi juga mencerminkan cara hidup kita di zaman modern ini. Situs ini dipenuhi dengan teks cetak bergaya lama, karena kami percaya bahwa pembaca yang mau meluangkan waktu dan usaha akan memperoleh imbalan yang sepadan. Sayangnya, internet justru dirancang untuk mengalihkan perhatian dan menghambat fokus yang berkelanjutan.
Sejak dulu, tanda orang terdidik adalah selera yang ia bangun lewat studi yang jujur dan konsisten. Kini, kehadiran empat puluh lima saluran televisi justru memperkecil kemungkinan seseorang menemukan tayangan bermakna (meski tetap ada) karena hanya segelintir penonton yang menemukannya secara kebetulan. Internet, sayangnya, memperkecil kemungkinan itu jauh lebih drastis.
Internet saat ini didominasi oleh sikap pascamodern yang sinis terhadap makna. Bila kamu termasuk golongan ini, silakan lanjut berselancar dan tinggalkan renungan kuno ini. Tapi, kalau kamu bukan bagian dari itu, mungkin kamu bisa melihat bahwa tantangan sebenarnya adalah mengarahkan energi kita pada hal-hal yang berkualitas—seperti yang dicoba Robert Pirsig dalam Zen and the Art of Motorcycle Maintenance. Pertanyaan penting yang seharusnya dipikirkan oleh institusi pendidikan—namun sering mereka abaikan—adalah: Apa yang layak untuk diajarkan? Dan para siswa seharusnya bertanya: Apa yang pantas untuk diketahui?—pertanyaan yang sesungguhnya mereka ajukan dalam hati, meski tak selalu terucap.
Pernah dengar keluhan ini: “Saya habiskan waktu berjam-jam di internet tapi tak menemukan hal yang berharga”? Kemungkinan besar, hal-hal yang benar-benar bernilai tak banyak berubah dari dulu. Saat satu-satunya buku yang tersedia adalah Alkitab, kita nyaris tak bisa menghindari hal-hal berkualitas. Kini, kita diarahkan ke situs penuh efek visual yang memikat, tapi kosong—seperti imajinasi yang melahirkannya.
Siapa “orang bijak” di zaman ini, ketika para suci tak lagi dianggap? Penyair dan penulis mana yang layak diberi waktu dari hidup kita yang terbatas ini? Bagaimana cara belajar memahami karya-karya mereka? Dan bagaimana kita bisa bertahan dalam budaya yang mengejek “elitis”-nya kita, serta kerinduan kita akan “makna”? Jawabannya ada, tapi kita harus memiliki ketekunan dan ketelitian yang luar biasa untuk menemukannya. Kalau kita tak tersesat di tengah hiruk-pikuk, nilai itu tetap bisa ditemukan.
Tautan-tautan berikut memang bukan tanpa cela, tapi tetap bisa menjadi sumber dukungan yang berguna bagi pelajaran Bahasa Inggris ini.